_Berhasil Diterapkan Setelah 8 Bulan Pemeliharaan_
GARUT BERKABAR, KOTA BANDUNG — Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Jawa Barat (Jabar) berhasil melepas 300 ekor lobster hasil budidaya dalam ruangan ke laut sebagai bagian dari upaya melestarikan komoditas laut unggulan provinsi ini.
Sejak tahun 2020, DKP Jabar telah memulai budidaya lobster di dalam ruangan atau dikenal dengan istilah stock enhancement. Pada tahun 2024, program tersebut mencapai keberhasilan dengan pelepasan 300 ekor lobster ke habitat alami.
Kepala DKP Jabar, Hermansyah, menyatakan bahwa metode ini dikembangkan untuk mencegah ancaman kepunahan lobster di Jabar. Penangkapan benih lobster yang tinggi tanpa pengelolaan yang tepat berisiko memperpendek siklus hidup hewan tersebut.
“Jika tidak segera diatasi, maka di masa depan populasi lobster di alam akan menurun drastis dan bahkan terancam punah,” jelas Hermansyah dalam keterangannya di Bandung pada Kamis (18/10/2024).
Sebagai bagian dari strategi menjaga populasi, Pemprov Jabar melakukan budidaya lobster di dalam ruangan.
“Sejak 2020 kami telah memulai penelitian ini, dan syukur alhamdulillah, pada tahun 2024 kami berhasil melepas benih lobster ke laut. Meskipun jumlahnya masih terbatas, ini adalah langkah penting menuju pelestarian lobster di Jawa Barat,” ujar Hermansyah.
Menurut Denny Hamdani, Analis Aqua Culture Ahli Muda UPTD Perikanan Air Payau dan Laut Wilayah Selatan (PAPLWS) DKP Jabar, budidaya lobster di ruangan dilakukan karena faktor cuaca di laut selatan yang sulit diprediksi, sehingga lebih aman dilakukan secara indoor.
“Budidaya lobster di laut langsung sangat sulit dilakukan karena angin dan gelombang laut selatan yang sering tidak stabil, jadi kita memilih melakukannya di dalam ruangan,” ujar Denny.
Denny juga menambahkan bahwa Jabar menjadi pelopor dalam keberhasilan budidaya lobster dalam ruangan. “Sejauh yang saya catat, Jabar yang pertama kali sukses melakukan hal ini. Ke depannya, kita akan terus mengembangkan teknologi budidaya ini,” ungkapnya.
Untuk saat ini, budidaya dilakukan hingga tahap segmentasi 2, dengan lobster berukuran 50-70 gram setelah dipelihara selama delapan bulan. Pengembangan akan terus berlanjut hingga tahap segmentasi 4, yang akan menghasilkan lobster dengan ukuran lebih besar dan berpotensi menguntungkan secara ekonomi bagi nelayan.
Menurut Denny, faktor utama yang menentukan keberhasilan budidaya lobster indoor adalah pakan, kualitas air, dan pencahayaan yang tepat.
“Lobster adalah hewan laut dalam, sehingga mereka tidak membutuhkan banyak cahaya. Selain itu, mereka tidak boleh terkena air hujan, dan pakannya harus berupa jenis moluska tertentu yang kebetulan tersedia banyak di Pangandaran,” tutup Denny. (Red)
HUMAS JABAR : Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jabar Ika Mardiah
Medsos