Barnas Adjidin menjelaskan bahwa kondisi geografis Garut yang luas serta jumlah penduduk yang banyak menjadi salah satu tantangan utama yang perlu disikapi oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut, termasuk melakukan tindakan cepat diberikan kepada mereka yang perlu mendapatkan pelayanan.
“Bagaimana kira-kira dengan pengalaman yang ada, sehingga bencana apabila terjadi kita bisa cepat melakukan tindakan-tindakan yang seharusnya kita lakukan,” ujar Barnas.
Ia berharap semua wilayah di 42 kecamatan di Kabupaten Garut bisa termonitor dengan baik, sehingga apabila terjadi hal-hal kebencanaan bisa cepat terdeteksi dan diberikan langkah-langkah awal sebelum bantuan tiba. Menurutnya, hal ini tidak bisa dilakukan oleh satu pihak saja, tapi perlu dukungan dari tenaga-tenaga lain di lapangan.
“Oleh karena itu, mungkin apa dan bagaimananya harus didiskusikan, harus dikaji. Tapi kalau dikaji itu harus cepat, tepat, dan tuntas. Jangan sampai dikaji sebulan tidak berjalan juga bertahun-tahun. Saya ingin nanti ada laporan bagaimana menghadapi kejadian-kejadian bencana agar lebih cepat lagi,” ucapnya.
Dalam kesempatan ini, Barnas juga mengapresiasi peran dari Taruna Siaga Bencana (TAGANA) Kabupaten Garut yang selalu bergerak cepat ketika terjadi bencana. Ia juga mendorong optimalisasi Kampung Siaga Bencana (KSB) atau lumbung sosial di kecamatan-kecamatan untuk mempercepat distribusi bantuan.
“Ke depan, kita harus punya stok bantuan, jadi jangan sampai bantuan di suatu kecamatan atau di suatu lumbung sosial itu kosong. Coba rasionalnya dihitung, karena apa dan bagaimananya itu akan sangat menentukan percepatan bantuan,” tandasnya. (DK)
Share this content: @GarutBerkabar
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!