Loading Now

Perayaan HUT LLI Ke-28 dan PWRI Ke-62 di Garut : Khitanan Massal dan Santunan Untuk Lansia

GARUT BERKABAR – Lembaga Lanjut Usia Indonesia (LLI) Kabupaten Garut bekerja sama dengan Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI) Kabupaten Garut menggelar acara khitanan massal dan pemberian santunan kepada lansia non produktif. Kegiatan ini merupakan bagian dari peringatan HUT LLI ke-28 dan PWRI ke-62 tingkat Kabupaten Garut, yang diadakan di Gedung Pendopo, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, pada Minggu (28/07/2024).

Sebanyak 24 anak mengikuti khitanan massal, sementara 116 lansia non produktif menerima santunan berupa uang kanyaah. Penyerahan santunan dilakukan secara simbolis kepada 16 penerima.

Acara ini dihadiri oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Garut, Nurdin Yana, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Kabupaten Garut, Bambang Hafidz, serta Kepala Dinas Sosial Kabupaten Garut, Aji Sukarmaji.

Sekda Kabupaten Garut, Nurdin Yana, menyampaikan apresiasinya terhadap LLI dan PWRI, menekankan pentingnya kegiatan sosial yang menunjukkan keberpihakan kepada lansia dan masyarakat yang membutuhkan.

“Kami mengapresiasi inisiatif ini, yang berorientasi pada dukungan kepada lansia dan anak-anak yang dikhitan, sebagai jembatan untuk mengikuti ajaran agama,” ujar Nurdin.

Ketua LLI dan PWRI Garut, Yaya S. Permana, menjelaskan bahwa peringatan HUT LLI dan PWRI tahun ini digelar selama dua hari, Sabtu dan Minggu (27-28/07/2024). Pada hari pertama diadakan jalan sehat yang diikuti sekitar 4 ribu peserta, dengan hadiah hiburan sebanyak 400 pcs. Hari kedua diisi dengan khitanan massal, pemberian uang kadeudeuh kepada sesepuh pensiunan Pemda Garut, dan santunan uang kanyaah kepada lansia non produktif.

“Tujuannya karena sifatnya kegiatan sosial, kita mungkin hanya mencari kebaikan-kebaikan di atas semua itu, tidak ada tujuan politik dan lain-lain, ini murni kegiatan sosial,” tutur Yaya.

Ia berharap agar kegiatan sosial ini dapat lebih meriah dan menjangkau lebih banyak penerima bantuan di masa mendatang, terutama dengan dukungan pemerintah daerah.

Di Kabupaten Garut terdapat sekitar 250 ribu lansia atau sekitar 9.5% dari jumlah penduduk, di mana sekitar 80% dari mereka hidup dalam kondisi memprihatinkan. Melalui program “Nyaah ka Kolot,” beberapa kegiatan seperti benah imah, yang mirip dengan program rutilahu, dilaksanakan.

“Cuman kalau rumah tidak layak huni mungkin itu besar biayanya, kalau ngabebenah itu ventilasi tidak ada, jendela tidak ada, WC tidak ada, itu kami bantu,” jelas Yaya.

Kegiatan Nyaah ka Kolot lainnya termasuk benah usaha, di mana lansia yang masih produktif dengan usaha kecil dibantu dengan modal usaha kecil namun berkesinambungan agar usahanya bisa berjalan dengan baik.

Yaya berharap pemerintah hadir untuk membantu para lansia khususnya yang non produktif.

Di tempat yang sama, Kuswan (23), salah satu orang tua dari anak yang dikhitan, mengungkapkan kebahagiaannya. “Saya sangat berterima kasih kepada LLI dan PWRI Garut. Semoga anak saya, M. Thoriq, selalu diberikan kesehatan,” ujar Kuswan. (AGS/ARDAN)

Share this content: