Loading Now

Garut Perkuat Potensi Bambu dengan Peluncuran Program SILABU

Pelaksanaan launching Sentra Industri Kecil Menengah Olahan Bambu (SILABU) yang berlangsung di Selaawi Bambu Creative Centre, Kecamatan Selaawi, Kabupaten Garut, Selasa (27/8/2024).

GARUT BERKABAR, Selaawi – Penjabat (Pj) Bupati Garut, Barnas Adjidin, meresmikan Sentra Industri Kecil Menengah Olahan Bambu (SILABU) di Selaawi Bambu Creative Centre, Kecamatan Selaawi, pada Selasa (27/8/2024).

Program ini dirancang untuk mendongkrak potensi bambu di Kabupaten Garut dan meningkatkan nilai tambah produk olahannya.

Program SILABU, yang diinisiasi oleh Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi, dan Sumber Daya Mineral (Disperindag ESDM) Kabupaten Garut, Ridwan Effendi, fokus pada pengembangan produk olahan bambu seperti kursi, meja, dan lampu, untuk dipasarkan dengan harga tinggi.

Dalam sambutannya, Barnas Adjidin menekankan bahwa Garut memiliki sumber daya alam yang kaya, termasuk bambu di Kecamatan Selaawi, yang berpotensi besar untuk dikembangkan. Pemkab Garut berkomitmen untuk terus mendorong pengembangan potensi ini, mulai dari penanaman hingga produksi, agar memiliki nilai jual yang lebih tinggi.

“Kita harus terus mengembangkan potensi bambu ini, mulai dari penanaman hingga produksinya, sehingga dapat memiliki nilai jual yang tinggi,” ujar Pj Bupati Garut.

Barnas juga menegaskan dukungan Pemkab Garut terhadap pelestarian dan pengembangan produksi bambu di wilayahnya.

“Kami berharap ke depannya produk-produk yang dihasilkan akan semakin baik, sehingga bambu yang dulunya kurang bernilai, kini bisa menjadi komoditas dengan nilai ekonomi tinggi,” tambahnya.

Sementara itu, Ridwan Effendi menjelaskan bahwa selain untuk keperluan pribadi, bambu juga menjadi mata pencaharian penting bagi masyarakat Selaawi.

Oleh karena itu, Disperindag ESDM Garut berupaya mengoptimalkan potensi daerah dengan mengembangkan inovasi dan kreativitas pelaku IKM melalui Sentra IKM Olahan Bambu.

“Sentra IKM Olahan Bambu ini merupakan langkah untuk mendorong hilirisasi produk pengolahan bambu dan meningkatkan peran IKM dalam proses tersebut,” ungkap Ridwan.

SILABU diharapkan dapat menjadi model pengembangan potensi lokal yang bisa diterapkan di seluruh Kabupaten Garut. Ridwan juga berharap, ke depannya dapat dibentuk 15 hingga 20 sentra IKM di berbagai wilayah dengan komoditas yang berbeda.

SILABU juga dirancang sebagai pusat pengembangan kreativitas pelaku IKM, membuka lapangan kerja, meningkatkan pasar dan nilai ekspor, serta mendukung branding produk IKM.

Untuk memperkuat sumber daya manusia, Disperindag ESDM bekerja sama dengan lembaga eksternal, salah satunya Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Padjajaran, dalam menyelenggarakan pelatihan manajemen bisnis dan kewirausahaan.(team).

Share this content: