“Ketika perencanaan ruang tidak disesuaikan dengan fungsi dan daya tampung kawasan, maka struktur ruang tak akan mampu menahan intensitas hujan yang tinggi. Air tidak tertampung dengan baik, aliran sungai meluap, dan akhirnya bencana seperti banjir dan tanah longsor menjadi tak terhindarkan,” ungkap Tedi pada Sabtu (02/11/2024).
Selain itu, Tedi menyoroti rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga lingkungan. Menurutnya, ketidaksadaran ini memperparah dampak bencana. Ia mengimbau agar masyarakat lebih peduli pada tata kelola lingkungan, seperti tidak membuang sampah sembarangan dan menjaga aliran sungai.
“Kesadaran masyarakat masih rendah, dan ini yang harus kita ubah bersama. Jika kita hanya bergantung pada upaya struktural tanpa dukungan kesadaran kolektif dari masyarakat, hasilnya tak akan maksimal,” tambah Tedi.
Tedi berharap pemerintah daerah dapat mengkaji ulang perencanaan ruang dan menyesuaikannya dengan kondisi aktual, agar penataan ruang dapat lebih tangguh dalam menghadapi perubahan cuaca ekstrem. Upaya kolaboratif antara pemerintah dan masyarakat, kata Tedi, akan sangat menentukan keberhasilan dalam menekan risiko bencana yang kerap muncul di musim penghujan. (DK)
Share this content: @GarutBerkabar