Topografi curam dan kerusakan lingkungan di Garut meningkatkan risiko longsor serta banjir bandang, sehingga mitigasi harus menjadi agenda prioritas pemerintah dan masyarakat. Jumat (5/12/2025).
GARUT BERKABAR, Tarogong Kidul — Pemerhati Lingkungan, Menyoroti Kondisi geografis Kabupaten Garut yang dikelilingi deretan pegunungan seperti Cikuray, Papandayan, hingga Galunggung menjadikan wilayah ini memiliki bentang alam yang dipenuhi lereng curam.
Ira Maryana Menuturkan Kepada redaksi @Garutberkabar, dimana kondisi saat ini curah hujan tinggi disetiap penghujung akhir tahun dan fenomena ini berlangsung hampir sepanjang tahun membuat Garut berada dalam posisi rawan terhadap bencana hidrometeorologi, terutama longsor dan banjir bandang. Jumat (5/12/2025).
Lereng Curam, Vegetasi Rusak, Ancaman Meningkat
Ira, juga menyampaikan sebagai pemerhati lingkungan, Banyak kawasan permukiman—terutama di wilayah tengah dan selatan Garut—berdiri di atas lereng terjal. Dengan vegetasi yang terus menurun akibat alih fungsi lahan, risiko bencana meningkat tajam. Analisis tingkat bahaya berdasarkan kemiringan lereng menunjukkan:
– < 8% (Dataran): bahaya rendah
– 8–25% (Perbukitan): bahaya sedang–tinggi
– > 25% (Lereng Curam): bahaya ekstrem akibat vegetasi rusak dan kepadatan penduduk yang terus bertambah
“Kondisi ini ibarat bom waktu, yang bisa memicu longsor besar ketika hujan deras tiba”, Ungkapnya.
Mengapa Air Mengalir Begitu Cepat di Garut?
Runoff di lereng Garut meningkat seiring tajamnya kemiringan. Dengan menggunakan rumus kecepatan aliran:
V = √(g × S)
(g = 9,81 m/s² | S = sin sudut lereng)
Contoh:
Lereng 25% (≈14°) → S = 0,241
Kecepatan aliran: V ≈ 1,53 m/s
Kecepatan ini cukup untuk membawa lumpur, batu, bahkan material besar yang berpotensi mengancam keselamatan warga.
Faktor Utama Pemicu Bencana di Garut
– Topografi pegunungan dan lereng tak beraturan
– Vegetasi rusak, terutama di hulu
– Curah hujan ekstrem
– Permukiman padat di zona merah
– Sistem drainase buruk
– Dampak perubahan iklim yang memperkuat intensitas hujan
Kombinasi faktor tersebut memperbesar ancaman setiap musim hujan.
Mitigasi Harus Menjadi Prioritas Utama
Agar Garut tidak terus-menerus menjadi lokasi bencana, berbagai langkah strategis harus segera dilaksanakan:
1. Pemulihan vegetasi dan perlindungan kawasan kritis.
2. Relokasi permukiman di zona bahaya ekstrem.
3. Pengetatan izin alih fungsi lahan.
4. Pembangunan infrastruktur hijau (sumur resapan, sabuk hijau).
5. Pemasangan sistem peringatan dini di daerah rawan.
6. Edukasi kebencanaan secara rutin kepada masyarakat.
Seruan untuk Garut
Topografi Garut memang menantang, tetapi bencananya bukan takdir. Kerusakan lingkungan dan lemahnya pengendalian ruang memperburuk keadaan.
“Mitigasi bukan pilihan, melainkan kebutuhan untuk menyelamatkan nyawa warga Garut.”(red)
Penulis : Rizkq
Editor : Admin
Sumber Berita : Ira Maryana (Forum Pemerhati Lingkungan Garut)







