GARUT BERKABAR, Tarogong Kaler – Simulasi pemungutan dan penghitungan suara untuk Pemilihan Umum 2024 di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 24 Desa Jati, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, menyuguhkan gambaran yang realistis tentang beberapa kendala operasional pada Sabtu (20/1/2024).
Ketua Divisi Hukum dan Pengawasan KPU Garut, Dian Hasanudin, dalam laporannya mengakui bahwa walaupun simulasi berlangsung secara umum lancar, kendala teknis terutama dalam proses penggandaan salinan C1 menjadi perhatian utama. Penggunaan mesin fotokopi yang kurang memadai menyebabkan kelambatan signifikan dalam proses tersebut.
“Dalam simulasi ini, mesin fotokopi yang digunakan masih seadanya, mengakibatkan proses penggandaan C1 berjalan dengan lambat. Kabupaten Garut membutuhkan sekitar 8000 mesin fotokopi di setiap TPS, dan saat ini kita masih dihadapkan pada keterbatasan ini,” jelas Dian.
Selain itu, masalah terkait penggunaan paku yang tidak sesuai standar turut menimbulkan kebingungan pada proses rekapitulasi suara. Dian menyebutkan bahwa paku yang digunakan terlalu besar, mengakibatkan hasil coblosan melewati garis batas yang ditentukan.
Dalam upaya mengatasi potensi kendala geografis, Dian memperingatkan mengenai kondisi _blank spot_ yang dapat mempengaruhi akses internet. “Kabupaten Garut memiliki beberapa wilayah _blank spot_, memerlukan akses internet yang memadai untuk menggunakan aplikasi SIREKAP,” katanya.
Dalam merespons tantangan ini, Dian menyatakan komitmen KPU Garut untuk melakukan mitigasi dan pemetaan terhadap lokasi TPS yang mungkin menghadapi kendala akses internet. “Harapannya, lokasi TPS yang dipilih tidak akan menjadi _blank spot_,” tambahnya.
Ketua KPPS 24 Desa Jati, Arman Yanwar, menambahkan bahwa salah satu kendala simulasi adalah hasil pencoblosan pada surat suara yang berada di tengah kolom, menciptakan kebingungan di kalangan petugas dalam pengambilan keputusan. Namun, hasil simulasi menunjukkan partisipasi sekitar 63.6% dari total pemilih.
Arman menyatakan kesiapan pihaknya untuk menghadapi Pemilu 2024, sambil berharap bahwa simulasi ini dapat menjadi landasan evaluasi untuk penyempurnaan proses pemilu mendatang. “Semoga semuanya berjalan lancar tanpa hambatan,” tandasnya. (DK).
Share this content: @GarutBerkabar