Penjual Sate Bersahaja dan Ramah dalam Melayani Pelanggannya

- Jurnalis

Jumat, 19 Januari 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 

Penjual Sate Tampak sedang menyiapkan pesanan pelanggan dengan penuh ketelitian. lokasi penjualannnya, dijalan Raya Pamoyanan, Kelurahan Sukagalih, Kec. tarogong Kidul. Kab. Garut Jum’at (19/01/2024).

 

GARUT BERKABAR, Tarogong Kidul – Seorang penjual sate di Tarogong Kidul telah berhasil menciptakan citra pelayanan yang mengesankan bagi para pelanggannya. Meskipun ia enggan disebutkan namanya, keberhasilannya dalam dunia berdagang ini tidak hanya berasal dari kualitas sate yang ditawarkan, melainkan juga dari dedikasinya dalam melayani dengan tulus. Jum’at (19/01/2024).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sudah sejak lama, penjual sate ini memulai perjalanan bisnisnya di jalan Raya Pamoyanan, Kelurahan Sukagalih, Kecamatan Tarogong Kidul. Setiap Jum’at, ia dengan penuh kesederhanaan melayani pelanggan-pelanggannya dengan ramah dan santun. Pendekatan bersahaja yang diterapkannya bukan hanya sekadar rutinitas berdagang, melainkan bagian dari gaya hidup yang ia anut.

Penjual sate tersebut, meski tak mau disebutkan namanya, berbagi pemikirannya tentang prilakunya yang bersahaja. Ia menjelaskan bahwa tidak hanya di tempat berjualan, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari, ia selalu berusaha tampil apa adanya. Keramahan yang ia tunjukkan dan kesederhanaannya telah berhasil menciptakan respon positif dari para pelanggan setianya.

“Dalam hidup ini, saya tidak hanya menerapkannya saat berjualan. Prilaku ini saya bawa dalam lingkungan sekitar. Saya bersyukur jika orang-orang menilai saya seperti itu,” ujar penjual sate tersebut dengan rendah hati.

Baca Juga :  Staf Teknis Panwascam Kecamatan Bayongbong Wafat,Diduga Usai Alami Kelelahan di Tempat Kerja

Pendekatan yang bersahaja dan kesederhanaan dalam berinteraksi dengan pelanggan bukan sekadar strategi bisnis, melainkan bagian dari nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh penjual sate tersebut. Hal ini juga diakui sebagai upaya untuk menjaga agar pelanggan tidak merasa kecewa terhadap pembeliannya. Dengan sikap tulus dan penuh dedikasi, penjual sate ini berhasil menciptakan hubungan yang harmonis dengan para pelanggannya, menjadikan tempatnya sebagai destinasi yang menyenangkan untuk menikmati sajian lezat sate. “Ujarnya.

 

doc. tammpak depan Penjual Sate Seribuan.

 

Selain memiliki etika yang disenangi oleh pelanggannya, pedagang sate ini memiliki keunikan yang membedakannya dari yang lain. “Dia menjual satu tusuk sate hanya dengan harga seribu rupiah,” sambutan akrab seorang pelanggan ketika memesan sate. “Bagaimana mungkin, Bang? Hanya seribu rupiah untuk satu tusuk sate,” tambahnya dengan heran, menyatakan bahwa harga bahan baku seperti kecap manis, bumbu, dan daging saja sudah melebihi seribu rupiah.

Baca Juga :  Upaya Pencarian Dua Wisatawan Hilang di Pantai Garut Selatan Terus Dilakukan

Meski demikian, tampaknya si pedagang sate hanya tersenyum sebagai tanggapannya. Saat diwawancarai langsung di lapangan, dikonfirmasi bahwa harga sate seribu rupiah memang benar, dan harganya tertera dengan jelas di gerobaknya.

Ketika Kontributor dari GARUTBERKABAR berbincang-bincang dengan sang penjual sate yang menawarkan harga seribu rupiah, dia bertanya, “Bagaimana bisa, Bang, menjual satu tusuk sate dengan harga begitu murah? Apakah masih ada keuntungan dari penjualan seribuan ini?”

Penjual sate tersebut dengan tegas menjawab, “Ya, benar. Saya tidak mencari keuntungan sebanyak itu, melainkan mencari rezeki halal dengan seimbang atas apa yang telah diolahnya. Bagi saya, nilai utama adalah kehalalan, dan selain dari keuntungan, saya harus memberikan nafkah yang halal untuk istri dan anak saya.”

Dengan dedikasinya sebagai penjual sate, terlihat bahwa dia sangat menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan dalam setiap aspek kesehariannya, termasuk dalam berdagang. Kesederhanaan dan keikhlasan tampak menjadi landasan utama dalam menjalani aktivitas bisnisnya, memastikan bahwa rezeki yang didapatkan adalah halal dan berkah. (DK).

Berita Terkait

Polres Garut Peringati Hari Juang Polri 2025, Kokohkan Komitmen Bhayangkara untuk Bangsa
Polsek Cibatu Tanggap Atasi Kebakaran Rumah Warga di Pasir Junti
10 Ribu Anak Ayam Tewas Terpanggang, Kandang di Selaawi Jadi Lautan Api
Getaran Terasa di Sejumlah Wilayah, Gempa M4,4 Guncang Pangandaran dari Laut
“Dia Hanya Ingin Makan Gratis” Tangis Ibu Penjual Gorengan Usai Putrinya Tewas dalam Kerumunan Pesta Rakyat
Duka di Tengah Pesta: Tiga Tewas dalam Tragedi Kerumunan di Pendopo Garut
Akad Cinta Dua Keluarga Besar: Wakil Bupati Garut dan Putra Gubernur Jabar Resmi Bersatu
Garut Jadi Tuan Rumah Jambore Nasional V Taft Diesel Indonesia: Sorotan pada Wisata Alam dan Pelestarian Lingkungan
Berita ini 0 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 21 Agustus 2025 - 11:29 WIB

Polres Garut Peringati Hari Juang Polri 2025, Kokohkan Komitmen Bhayangkara untuk Bangsa

Rabu, 20 Agustus 2025 - 14:39 WIB

Polsek Cibatu Tanggap Atasi Kebakaran Rumah Warga di Pasir Junti

Senin, 21 Juli 2025 - 10:22 WIB

10 Ribu Anak Ayam Tewas Terpanggang, Kandang di Selaawi Jadi Lautan Api

Sabtu, 19 Juli 2025 - 19:21 WIB

Getaran Terasa di Sejumlah Wilayah, Gempa M4,4 Guncang Pangandaran dari Laut

Sabtu, 19 Juli 2025 - 14:26 WIB

“Dia Hanya Ingin Makan Gratis” Tangis Ibu Penjual Gorengan Usai Putrinya Tewas dalam Kerumunan Pesta Rakyat

Berita Terbaru