Menggali Paradigma Pemilihan Tahun 2024: Antara Harapan dan Realitas.

- Jurnalis

Minggu, 21 Januari 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ketua DPRD Kab. GARUT. IBU. Hajah, Ida Euis Wartiah

Ketua DPRD Kab. GARUT. IBU. Hajah, Ida Euis Wartiah

 

Ketua DPRD Kab. GARUT. IBU. Hajah, Ida Euis Wartiah

 

 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

GARUT BERKABAR , Tarogong Kidul  — Pemilihan umum tahun 2024 dihadapkan pada berbagai paradigma yang mencerminkan dinamika politik dan tuntutan masyarakat. Dalam era transformasi digital, harapan keterbukaan informasi dan partisipasi publik menjadi landasan utama bagi pemilih. Namun, realitas politik yang kompleks membawa tantangan baru yang perlu dipahami secara mendalam. Minggu, (21/01/2024).

 

Euis Ida, memaparkan, Salah satu paradigma utama adalah peran media sosial sebagai sarana utama menyebarkan informasi politik. Sementara memberikan akses lebih luas bagi calon untuk berkomunikasi, juga membuka pintu bagi penyebaran berita palsu dan polarisasi opini. Pemilih dihadapkan pada tugas kritis memilah fakta dari disinformasi guna membuat keputusan yang tepat.

Baca Juga :  Pj. Bupati Garut Sosialisasikan Pemantauan Proses Penghitungan Suara Pemilu

 

Paradigma kedua adalah pemberdayaan pemilih melalui partisipasi aktif dalam proses politik. Pemilih bukan lagi hanya sebagai penonton, tetapi agen perubahan yang memiliki peran signifikan dalam menentukan arah politik negara. Keterlibatan pemilih dalam diskusi, debat, dan pemantauan kinerja calon menjadi elemen krusial untuk memastikan akuntabilitas dan transparansi.

 

“Namun, di tengah paradigma partisipatif ini, masih muncul isu ketidaksetaraan akses dan manipulasi informasi yang dapat memengaruhi keputusan pemilih. Pemilihan 2024 memerlukan upaya bersama untuk memastikan bahwa semua lapisan masyarakat memiliki kesempatan yang setara dalam mendapatkan informasi dan berpartisipasi dalam proses demokratis.”Ungkap. Ida Euis.

Baca Juga :  Pengaruh Teknologi Bagi Kehidupan Sehari Hari Ditengah Masyarakat

 

Lebih lanjut, Ida Euis, Paradigma ketiga menyoroti pergeseran preferensi pemilih. Aspirasi untuk pemimpin yang dapat mengatasi tantangan global, merangkul keberagaman, dan mempromosikan keadilan sosial menjadi prioritas utama. Pemilih semakin memandang integritas, kompetensi, dan visi jangka panjang sebagai faktor penentu, bukan sekadar afiliasi partai.

 

Meski demikian, dalam menggali paradigma pemilihan 2024, penting untuk diingat bahwa setiap pemilihan membawa potensi perubahan dan kemajuan. Harapan dan realitas saling terkait, dan melalui pemahaman mendalam terhadap paradigma ini, masyarakat dapat memberikan kontribusi yang berarti dalam membentuk masa depan politik yang lebih baik. (DK).

Berita Terkait

Garut Siapkan Rest Area di Kantor Kecamatan untuk Pemudik, Ini Fasilitasnya
Dua Rumah Roboh di Wanaraja, Pemerintah Kecamatan Bergerak Cepat Beri Bantuan
Gempabumi Tektonik M4,9 Guncang Pangandaran, Jawa Barat
Dedi Mulyadi: Kepemimpinan Spontan yang Berdampak Nyata bagi Masyarakat
Wamendagri Dorong Tata Kelola PKL yang Humanis dan Penguatan Kreativitas di Garut
Antusiasme Warga, Pendapatan Pajak Kendaraan Melonjak di Hari Pertama Pemutihan
Gubernur Jabar Berikan Bantuan Rp 3 Juta untuk Pengemudi Angkutan Tidak Bermotor
Empat Lokasi Strategis di Jabar Diusulkan untuk Sekolah Rakyat
Berita ini 0 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 26 Maret 2025 - 10:27 WIB

Garut Siapkan Rest Area di Kantor Kecamatan untuk Pemudik, Ini Fasilitasnya

Selasa, 25 Maret 2025 - 19:06 WIB

Dua Rumah Roboh di Wanaraja, Pemerintah Kecamatan Bergerak Cepat Beri Bantuan

Selasa, 25 Maret 2025 - 15:16 WIB

Gempabumi Tektonik M4,9 Guncang Pangandaran, Jawa Barat

Sabtu, 22 Maret 2025 - 09:03 WIB

Dedi Mulyadi: Kepemimpinan Spontan yang Berdampak Nyata bagi Masyarakat

Jumat, 21 Maret 2025 - 21:18 WIB

Wamendagri Dorong Tata Kelola PKL yang Humanis dan Penguatan Kreativitas di Garut

Berita Terbaru