Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!
GARUT BERKABAR , Tarogong Kidul — Pemilihan umum tahun 2024 dihadapkan pada berbagai paradigma yang mencerminkan dinamika politik dan tuntutan masyarakat. Dalam era transformasi digital, harapan keterbukaan informasi dan partisipasi publik menjadi landasan utama bagi pemilih. Namun, realitas politik yang kompleks membawa tantangan baru yang perlu dipahami secara mendalam. Minggu, (21/01/2024).
Euis Ida, memaparkan, Salah satu paradigma utama adalah peran media sosial sebagai sarana utama menyebarkan informasi politik. Sementara memberikan akses lebih luas bagi calon untuk berkomunikasi, juga membuka pintu bagi penyebaran berita palsu dan polarisasi opini. Pemilih dihadapkan pada tugas kritis memilah fakta dari disinformasi guna membuat keputusan yang tepat.
Paradigma kedua adalah pemberdayaan pemilih melalui partisipasi aktif dalam proses politik. Pemilih bukan lagi hanya sebagai penonton, tetapi agen perubahan yang memiliki peran signifikan dalam menentukan arah politik negara. Keterlibatan pemilih dalam diskusi, debat, dan pemantauan kinerja calon menjadi elemen krusial untuk memastikan akuntabilitas dan transparansi.
“Namun, di tengah paradigma partisipatif ini, masih muncul isu ketidaksetaraan akses dan manipulasi informasi yang dapat memengaruhi keputusan pemilih. Pemilihan 2024 memerlukan upaya bersama untuk memastikan bahwa semua lapisan masyarakat memiliki kesempatan yang setara dalam mendapatkan informasi dan berpartisipasi dalam proses demokratis.”Ungkap. Ida Euis.
Lebih lanjut, Ida Euis, Paradigma ketiga menyoroti pergeseran preferensi pemilih. Aspirasi untuk pemimpin yang dapat mengatasi tantangan global, merangkul keberagaman, dan mempromosikan keadilan sosial menjadi prioritas utama. Pemilih semakin memandang integritas, kompetensi, dan visi jangka panjang sebagai faktor penentu, bukan sekadar afiliasi partai.
Meski demikian, dalam menggali paradigma pemilihan 2024, penting untuk diingat bahwa setiap pemilihan membawa potensi perubahan dan kemajuan. Harapan dan realitas saling terkait, dan melalui pemahaman mendalam terhadap paradigma ini, masyarakat dapat memberikan kontribusi yang berarti dalam membentuk masa depan politik yang lebih baik. (DK).
Share this content: @GarutBerkabar