Selama tiga hari berturut-turut, tim LIBAS menyusuri sungai untuk memeriksa kondisi pohon yang ditanam. Jenis pohon yang ditanam meliputi jambu biji, nangka, alpukat, dan mangga. Berdasarkan hasil pantauan di lapangan, dari setiap 50 meter perjalanan, hanya 4-5 pohon yang terlihat tumbuh. Tedi menyebutkan bahwa dari jarak tanam 5 meter per pohon, diperkirakan hanya 40,3% pohon yang berhasil tumbuh.
“Kami tidak sekadar menanam pohon, namun ini adalah aksi nyata untuk menanam kembali pohon yang tidak tumbuh. Rata-rata sebanyak 50,7% pohon harus diganti,” ungkap Tedi. Jum’at, (04/10/2024).
Lebih lanjut, Tedi menjelaskan bahwa masyarakat sekitar Sub DAS Cimanuk telah menunjukkan kesiapan mereka untuk berpartisipasi dalam penanaman kembali dengan pohon-pohon seperti jeruk siem, kopi, alpukat, dan nangka. Menurutnya, keberhasilan program ini sangat bergantung pada dukungan dari berbagai pihak, termasuk perusahaan, pemerintah, dan penegak hukum.
“Kami sangat berharap semua pihak ikut turun tangan dan berperan sesuai kewenangannya, agar tingkat capaian program ini bisa optimal,” tambah Tedi Sutardi.
Upaya ini diharapkan dapat mengurangi risiko bencana tanah longsor di kawasan rawan dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. (Vik)
Share this content: