Loading Now

Ide dan Gagasan Warna Biru Muda yang Dibajak

(Oleh : Akhirudin Yunus Kordinator Gibran Berkopiyah)

Kehidupan berdemokrasi yang sehat ditandai dengan banyaknya ide dan gagasan yang inovatif dan merepresentasikan keberagaman yang inklusif.

Kita telah melihat, ide dan gagasan pemakaian warna biru muda dalam kontestasi pilpres 2024 silam yang dipakai oleh pasangan capres-cawapres Prabowo-Gibran.

Ciri khas warna biru muda yang dipakai kala itu menandai semangat zaman yang menggambarkan kesejukan dan kedamaian yang dapat merangkul semua kalangan. Partai koalisi yang mengusung pasangan capres-cawapres Prabowo-Gibran memahami makna ini. Terlebih relawan pada saat itu yang tergabung dalam TKN, senantiasa menyampaikan pesan warna biru muda itu dengan semangat riang gembira, senyum ramah.

Pesan dan semangat warna biru muda itu mengantarkan pasangan Prabowo-Gibran menjadi pemenang di pilpres 2024.

Pembajakan ide dan Gagasan di Pilkada Serentak 2024

Pasca pilpres, kita kembali diramaikan dengan momentum demokrasi selanjutnya bernama Pilkada serentak, termasuk didalamnya Pilkada Garut.
Satu pasangan calon bupati dan calon wakil bupati Garut mengadopsi (alih2 utk tidak mengatakan sebagai bentuk plagiasi) ide dan gagasan warna biru muda tersebut dengan harapan mendapatkan simpati yang sama dan mendulang suara di hadapan masyarakat Garut yang kompleks dan heterogen.

Yang mesti diingat adalah, gagasan biru muda ini mesti difahami dan diimplementasikan oleh dua pihak, yakni parpol pengusung dan elemen relawan, berkombinasi mutual menyamakan visi dan gagasan biru muda ini untuk disajikan ke khalayak pemilih. Tapi tidak demikian dengan apa yang terjadi di Kab. Garut.

Karena faktanya, ide dan gagasan biru muda ini hanya tampak di permukaan saja seperti di baligo, banner, stiker, kaos saja. Kedalaman dan keluasan makna biru muda ini sama sekali tidak difahami oleh parpol pengusung yg komposisinya tidak lagi sama dengan parpol pengusung pada saat pilpres lalu. Makna dari gagasan biru muda kemudian menguap entah kemana.

Terlebih, di dalam parpol pengusung dari salah satu pasangan calon dan calon wakil bupati Garut, terdapat partai yang pada saat pilpres lalu merupakan parpol kompetitor yang sama sekali tidak memahami ide dan gagasan warna biru muda tersebut. Serta bagaimana mungkin pesan dari ide dan gagasan warna biru muda ini tersampaikan ke warga Garut, saya rasa tidak akan mungkin.

Sebagai akhir dari pertanyaan, bagaimana mungkin ide dan gagasan warna biru muda ini dapat mendulang suara warga Garut, jika ketua tim pemenangan dan calon wakil bupatinya saja berasal dari partai yang menjadi kompetitor Prabowo-Gibran saat itu? Yang sama sekali tidak faham dan tidak mampu memaknai warna biru muda.

Share this content: