GARUT BERKABAR, Opini Digital – Era digitalisasi telah menjadi tren yang tak terelakkan dalam kehidupan masyarakat Indonesia, bahkan dunia. Perkembangan teknologi yang pesat mengubah cara orang berinteraksi, bekerja, dan berbagi informasi. Dunia digital kini menjadi “ruang publik baru” di mana berbagai kegiatan berlangsung, mulai dari berbagi cerita hingga menjalin kerja sama antar individu maupun kelompok.
Facebook, sebagai salah satu platform media sosial terbesar di dunia, telah menjadi simbol era digitalisasi ini. Selain Facebook, platform lain seperti TikTok, X (dulu Twitter), dan Snack Video juga turut memperkuat tren global ini. Melalui platform-platform ini, masyarakat tidak hanya terhubung, tetapi juga menemukan peluang untuk mencapai berbagai tujuan bersama. Salah satu contohnya adalah munculnya gotong royong digital.
Gotong Royong dalam Wajah Digital
Gotong royong, sebagai nilai luhur bangsa Indonesia, kini menemukan bentuk baru di era digital. Dulu, gotong royong diartikan sebagai kerja sama fisik, seperti membangun rumah bersama atau membersihkan lingkungan. Namun, saat ini, semangat tersebut telah berkembang menjadi kolaborasi virtual. Contohnya, pengguna Facebook dapat bergotong royong mendukung kampanye sosial, menggalang dana, atau mempromosikan usaha kecil menengah (UMKM) melalui fitur-fitur seperti grup komunitas, marketplace, dan donasi digital.
Transformasi ini menjadi bukti bahwa kearifan lokal seperti gotong royong dapat hidup berdampingan dengan kemajuan teknologi. Platform digital menjadi alat untuk memperluas jangkauan dan dampak dari semangat kebersamaan tersebut.
Facebook Sebagai Wadah Kolaborasi Digital
Facebook, dengan penggunanya yang mencapai miliaran orang di seluruh dunia, menawarkan berbagai fitur yang mendukung kolaborasi. Grup komunitas di Facebook, misalnya, memungkinkan orang-orang dengan minat yang sama untuk berbagi ide, berdiskusi, dan bekerja sama. Tidak sedikit komunitas yang berhasil merealisasikan proyek besar melalui interaksi digital ini.
Selain itu, Facebook Marketplace membuka peluang bagi masyarakat untuk memasarkan produk dan jasa mereka secara gratis. Dengan memanfaatkan jaringan pertemanan dan grup, pengguna dapat mempromosikan usaha mereka tanpa perlu biaya besar. Hal ini menciptakan ekosistem ekonomi digital yang mendukung pertumbuhan UMKM, sekaligus menjadi contoh nyata gotong royong dalam bentuk baru.
Manfaat Digitalisasi Gotong Royong
Digitalisasi gotong royong memberikan manfaat yang luas, di antaranya:
1. Peluang Ekonomi Baru: Media sosial menjadi pasar besar untuk menjual produk, jasa, atau konten kreatif.
2. Peningkatan Solidaritas Sosial: Kampanye sosial, seperti penggalangan dana untuk korban bencana, dapat dengan cepat menyebar dan mendapat dukungan luas.
3. Penyebaran Informasi Positif: Melalui kolaborasi digital, masyarakat dapat berbagi pengetahuan, tips, atau berita yang bermanfaat.
4. Akses ke Pasar Global: Digitalisasi memungkinkan usaha lokal menjangkau pasar internasional dengan biaya yang relatif rendah.
Tantangan di Era Digital
Meski membawa banyak manfaat, digitalisasi gotong royong juga menghadapi tantangan. Salah satunya adalah penyebaran informasi palsu (hoaks) yang dapat merusak kepercayaan dalam kolaborasi digital. Selain itu, tidak semua lapisan masyarakat memiliki akses yang memadai ke teknologi digital, sehingga masih ada kesenjangan yang perlu diatasi.
Menuju Masa Depan Bersama
Transformasi masyarakat dari kearifan lokal ke digital adalah sebuah keniscayaan. Namun, hal ini tidak berarti nilai-nilai tradisional seperti gotong royong akan hilang. Sebaliknya, nilai-nilai ini justru dapat diperkuat melalui teknologi. Dengan semangat kebersamaan, pengguna Facebook dan platform digital lainnya dapat terus bekerja sama untuk meraih cita-cita bersama, baik di tingkat lokal maupun global.
Era digital membuka peluang tanpa batas, tetapi tetap membutuhkan dasar nilai-nilai luhur sebagai panduan. Dengan memanfaatkan teknologi secara bijak, kita tidak hanya mengikuti perkembangan zaman, tetapi juga memastikan bahwa nilai-nilai kearifan lokal tetap hidup dan relevan di dunia modern. (Red).
Share this content: @GarutBerkabar