GARUT BERKABAR, Kabupaten Garut – Stunting bukan lagi sekadar isu kesehatan, tetapi tantangan masa depan. Stunting menjadi masalah kesehatan yang sangat serius karena memiliki dampak yang besar terhadap kualitas sumber daya manusia di Indonesia. Anak-anak yang gagal tumbuh akibat kurang gizi bukan hanya tumbuh lebih pendek, tetapi juga berisiko mengalami gangguan kecerdasan, produktivitas rendah, dan kesulitan bersaing di masa depan.
Stunting menjadi sorotan nasional, termasuk di Kabupaten Garut. Berdasarkan data Pemerintah Kabupaten Garut, angka stunting tahun 2023 meningkat menjadi 24,1% dari 23,6%. Namun, upaya yang dilakukan mulai membuahkan hasil. Pada tahun 2024, angka stunting turun menjadi 14,2%. Penurunan ini tentunya tidak terlepas dari peran serta berbagai pihak dalam memberikan edukasi langsung ke masyarakat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sebagai bagian dari upaya menuju Indonesia Emas 2045, dosen dan mahasiswa IPB University hadir langsung di tengah masyarakat melalui dua program, yaitu GENERASI (Gerakan Nutrisi Anak dan Ibu Hamil) dan DOSPULKAM (Dosen Pulang Kampung). Kedua kegiatan ini ditujukan untuk para ibu, calon ibu, dan anak-anak untuk pencegahan stunting. Jumat (1/8/2025).
Edukasi Gizi dari Posyandu: Program GENERASI di Desa Giriawas
Pada 7-10 Juli 2025, Kelompok Mahasiswa KKN-T IPB melaksanakan Program GENERASI yang menyentuh langsung para ibu dan calon ibu. Dalam kegiatan GENERASI ini, para ibu mendapatkan pemahaman tentang pentingnya pemenuhan gizi selama masa kehamilan dan pertumbuhan anak. Kelompok KKN-T IPB juga membagikan poster edukatif dan camilan sehat dari buah lokal khas Garut, yaitu pudding konyal.
Program GENERASI ini berhasil meningkatkan pemahaman dan kesadaran para ibu maupun calon ibu di Desa Giriawas akan pentingnya gizi, seperti hasil wawancara dengan Ibu Kader Posyandu Desa Giriawas, Ibu Wida Nuraida mengenai kesan pesan terhadap kegiatan GENERASI yang telah dilaksanakan.
“Sosialisasi terkait pentingnya gizi bagi ibu hamil dan anak sangat bermanfaat untuk menambah wawasan para ibu. Selain itu, sosialisasi ini juga berhasil meningkatkan kesadaran para ibu akan pentingnya gizi anak untuk mencegah stunting. Pembagian pudding konyal juga memberikan ide bagi para ibu dalam membuat camilan sehat untuk anak,” ujar Kader Posyandu RW 11 Desa Giriawas, Wida Nuraida, ketika ditemui di Posyandu.
DOSPULKAM: Dari Nugget Tempe hingga Sari Kedelai sebagai Produk Pangan Bergizi bernilai Ekonomis
Pada Sabtu, 26 Juli 2025, Tim Dosen dari Departemen Biokimia IPB University hadir dalam program DOSPULKAM IPB University di Desa Padamukti, Kecamatan Pasirwangi, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Dalam kegiatan ini, masyarakat mendapatkan pemaparan materi mengenai pentingnya pemenuhan gizi anak, serta pemanfaatan pangan lokal, seperti tempe dan kedelai sebagai alternatif sumber protein tinggi yang terjangkau. Dalam program ini, turut dihadiri oleh Prof. Dr. Mega Safithri, S.Si., M.Si (Ketua Departemen Biokimia IPB University), dan sejumlah dosen Biokimia IPB University : Prof. Dr. Dra. Laksmi Ambarsari, MS, Dr. Popi Asri Kurniatin, S.Si., Apt., M.Si, Ukhradiya Magharaniq S.P, S.Si., M.Si, Dr. Dimas Andrianto, S.Si., M.Si, dan Dr. Syamsul Falah, S.Hut., M.Si, Maheswari Alfira Dwicesaria, S.Si., M.Si dan Rara Annisaur Rosyidah, S.Si., M.Si. Kegiatan ini juga melibatkan mahasiswa program studi sarjana, magister, serta doktor Biokimia IPB University.
Program DOSPULKAM bertema “Optimalkan Tumbuh Kembang Anak dengan Inovasi Pangan Tempe Pengganti Daging untuk Indonesia Emas 2045” yang diketuai oleh ibu Rini Kurniasih, S.Si., M.Si (Dosen Biokimia IPB University) bertujuan untuk meningkatkan status gizi anak sebagai upaya mendukung strategi nasional percepatan penurunan stunting di Indonesia terutama Jawa Barat. Selain itu, kegiatan ini sangat diperlukan karena masyarakat Desa Padamukti masih memerlukan pemahaman terkait pentingnya gizi bagi anak, seperti informasi yang diperoleh oleh Bidan Desa, Ibu Lisnawati, Amd.
Menurut Ibu Lisnawati, Amd. di Desa Padamukti memiliki kasus stunting yang tidak terlalu banyak. Akan tetapi, pencegahan stunting di Desa Padamukti tetap mengalami kendala, seperti masih sedikitnya kesadaran orang tua untuk menerima bagaimana pentingnya pemeriksaan kesehatan dan bahaya stunting yang sangat berpengaruh terhadap kecerdasan anak.
Oleh karena itu, melalui DOSPULKAM ini para ibu tidak hanya mendapatkan teori, tetapi juga praktik langsung pembuatan makanan dan minuman sehat dan bergizi berbahan baku tempe seperti nugget tempe dan minuman sari kedelai. Praktik pembuatan nugget tempe dan sari kedelai tersebut didampingi oleh Ibu Rahmadhani Ambarsavitri, S.Tr.J.M.P dan Martini Hudayanti, S.Si sebagai tutor.
Tempe merupakan hasil fermentasi kedelai yang kaya protein nabati, serat, zat besi, kalsium hinga 100 mg/100 gram tempe, dan vitamin B12. Tempe cocok untuk pola makan sehat karena rendah lemak jenuh dan kolesterol. Fermentasinya membuat tempe mudah dicerna. Prof. Dr. Mega Safithri, S.Si., M.Si (Ketua Departemen Biokimia IPB University) sebagai salah satu narasumber dalam program tersebut juga menyampaikan bahwa kedelai maupun tempe mengandung antioksidan seperti isoflavon yang berperan dalam menjaga sistem imun tubuh dan keseimbangan hormon.
Ibu Rini Kurniasih, S.Si., M.Si juga menambahkan bahwa kandungan protein dalam 100 gram tempe (21 gram protein) hampir setara dengan protein dalam 100 gram daging sapi (24 gram protein). Tingginya kandungan protein, vitamin, mineral, serat serta antioksidan pada tempe atau kedelai menjadikannya potensial sebagai bahan makanan sehat dan bergizi untuk meningkatkan status gizi anak.
Inovasi makanan sehat dan bergizi berbahan pangan lokal seperti tempe yang tinggi protein tersebut diharapkan menjadi salah satu upaya pencegahan dan penanganan stunting. Inovasi ini disambut dengan hangat dan antusias oleh para ibu di Desa Padamukti, Garut. Setelah pelatihan, hasil olahan berupa nugget tempe dan sari kedelai dibagikan langsung untuk dicicipi dan mendapat respon yang sangat positif dari para ibu dan anak.
Program DOSPULKAM IPB University ini menunjukkan bahwa bahan pangan lokal juga dapat dimanfaatkan menjadi berbagai produk pangan bernilai gizi tinggi sebagai upaya pencegahan dan penanganan stunting yang berkelanjutan.
Langkah Kecil dari Desa, Dampak Besar untuk Bangsa
Kegiatan GENERASI maupun DOSPULKAM IPB University menunjukkan bahwa pemenuhan gizi anak tidak harus bergantung pada bahan pangan mahal. Tempe, sari kedelai, dan buah konyal menjadi contoh nyata bahwa sumber gizi bernilai tinggi dapat ditemukan dari bahan lokal di sekitar kita.
Melalui kedua program ini, diharapkan masyarakat, khususnya para ibu dapat semakin meningkat kesadarannya akan pentingnya asupan gizi, serta mampu mengolah bahan pangan lokal untuk menciptakan hidangan sehat bagi keluarga.
Kegiatan yang dilakukan oleh Tim Dosen Biokimia IPB dan Tim Mahasiswa KKN-T IPB ini lebih dari sekedar upaya menurunkan angka stunting, tetapi juga soal mempersiapkan generasi unggul yang sehat, cerdas, dan produktif menuju visi besar Indonesia Emas 2045. (red)
Penulis : Rini Kurniasih
Editor : Admin
Sumber Berita : Departemen Biokimia, FMIPA, IPB University