Ketika Wartawan Tidak Pandai Menulis Atau Tidak Pernah Mempunyai Hasil Karya Menulis Berita

(Oleh : Pimpinan Redaksi Garut Berkabar)

Kartu pers di tangan. Kerja hanya duduk di kedai kopi. Tidak pernah terbaca hasil karya menulis berita. Padahal kerja paling dasar seorang wartawan, khusus media cetak atau sejenis, adalah menulis. Nyatanya, masih ada oknum-oknum tertentu tidak paham kerja ini, tetap mengaku wartawan. Harusnya mereka sadar diri, supaya mencari kerja lain.

Karena kasihan dengan wartawan benar-benar bekerja. Turun lapangan, meliput berita. Lalu meracik hasil liputan menjadi karya jurnalistik enak di baca para pembaca. Yang terpenting, hasil karya jurnalistik itu, dapat membantu menggerak roda pembangunan daerah.

Loh, apa awak media bisa membantu menggerakan roda pembangunan daerah? Bisa, karena tanpa disadari, hasil karya jurnalistik dapat mempromosikan suatu daerah, agar dikenal hingga nasional. Biasanya seorang wartawan tidak akan ingin dikenal wajahnya, melainkan dikenal karya jurnalistiknya.

Jadi, kembali kepermasalahan awal, tentang wartawan tidak pernah menghasilkan karya jurnalistik. Bagaimana nasib suatu daerah? Seharusnya informasi daerah di publis, ditangan wartawan tidak bisa menghasilkan karya ini, menjadi sia-sia. Bukan hanya merugikan masyarakat dan daerah, wartawan profesional tetap kena imbas.

Mengingat wartawan profesional tidak akan pernah mencari panggung, selain terus menghasilkan karya jurnalistik. Sebaliknya wartawan tidak pernah berkarya, mereka akan mengejar panggung itu. Dengan segala cara, menjual nama wartawan profesional, atau nama masyarakat daerah.

Cara terbaik, agar wartawan tidak pernah berkarya ini, tidak terus berkembang biak? Wartawan berkarya aktif harus menjauhi mereka. Masyarakat dan daerah pun harus melakukan hal serupa. Sebab wartawan tidak pernah berkarya ini, bagai duri dalam daging.

Suatu saat akan menjadi musuh. Mengingat wartawan tidak pernah berkarya, mereka sudah putus urat malu. Dengan putusnya urat malu, jelas mereka tidak pernah sungkan mengganggu siapa pun. Maka, masyarakat suatu daerah, jangan beri tempat wartawan tidak bisa menghasilkan karya jurnalistik. Percuma, tidak akan menguntungkan”

Share this content: @GarutBerkabar

Related Posts

Yudha Puja Turmawan: Sosok Wakil Rakyat yang Berkomitmen Membantu Kelompok Lemah

GARUT BERKABAR – DPC PDI Perjuangan, Yudha Puja Turmawan, anggota DPRD Kabupaten Garut dari Fraksi PDI-P, berbincang dengan awak media di Kantornya, usai melaksanakan kegiatan bakti sosial….

Klarifikasi Dugaan Perselingkuhan Ketua DPRD Garut: “Berita Itu Hoaks dan Bentuk Pembunuhan Karakter

GARUT BERKABAR, Tarogong Kidul  – Dalam sebuah konferensi pers yang diadakan pada hari Senin di Kantor Hukum PERADI YOS & REKAN, Kompleks Perumahan Cluster Platinum No. 56,…

Resonansi Pemuda Negarawan: Pemuda Muhammadiyah Garut Gelar Baitul Arqam Dasar

GARUT BERKABAR, Tarogong Kaler – Pimpinan Daerah (PD) Pemuda Muhammadiyah (PM) Garut menyelenggarakan Baitul Arqam Dasar (BAD) Akbar serta Konsolidasi Organisasi Pemuda Muhammadiyah se-Kabupaten Garut. Acara bertajuk…

Yudha Puja Turnawan Tinjau Dampak Gempa Garut, Dorong Pemkab Segera Tetapkan Tanggap Darurat

GARUT BERKABAR – Anggota DPRD Garut dari Fraksi PDI-P, Yudha Puja Turnawan, melakukan kunjungan langsung ke sejumlah lokasi terdampak gempa yang mengguncang wilayah Garut pada Sabtu, (7/12/2024),…

Sedjiwa Fest : Pesta Musik dan Kreativitas yang Mengguncang Garut

GARUT BERKBAR,Tarogong Kidul – SEDJIWA PROJECT, sebuah komunitas kreatif yang inovatif dan produktif, sukses menggelar Sejiwa Fest, sebuah festival musik penuh kolaborasi dan kreativitas. Acara yang digelar…

Alumni SMPN 2 Garut Angkatan 88: Konsisten Gelar Donor Darah Rutin di PMI Kabupaten Garut

GARUT BERKABAR, Tarogong Kidul – Ikatan Alumni SMPN 2 Garut Angkatan 88 kembali menunjukkan komitmennya dalam aksi sosial dengan menggelar kegiatan donor darah di markas PMI Kabupaten…