Petani di Jonggol antusias menyambut turunnya harga pupuk bersubsidi sebesar 20 persen. Ketersediaan pupuk yang melimpah dan harga padi yang kini lebih baik membuat para petani merasa lebih diuntungkan. Para petani dan pemilik kios pun menyampaikan terima kasih atas kebijakan pemerintah yang dinilai meringankan beban biaya produksi.Selasa (25/11), Kemarin (26/11/2025).
GARUT BERKABAR, BOGOR — Para petani di Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor, menyampaikan rasa syukur dan apresiasi atas kebijakan pemerintah yang menurunkan harga pupuk bersubsidi sebesar 20 persen. Kebijakan yang tertuang dalam Keputusan Menteri Pertanian Nomor 1117/Kpts./SR.310/M/10/2025 ini dinilai memberikan angin segar bagi pelaku pertanian yang selama ini terkendala tingginya biaya produksi.
Uki, petani asal Kampung Dampyak, Desa Balai Kambang, mengungkapkan bahwa penurunan harga pupuk sangat berdampak pada peningkatan keuntungan petani, terlebih saat ini Harga Eceran Tertinggi (HET) padi berada dalam posisi yang menguntungkan.
“Petani jelas senang. Harga padi bagus, pupuk turun. Kami hanya berharap ke Pak Presiden supaya harga pupuk ini jangan naik lagi, malah kalau bisa alokasinya diperbanyak,” ujar Uki saat ditemui di kios pupuk wilayah Jonggol, Selasa (25/11).
Pemerintah juga telah menetapkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Gabah Kering Panen (GKP) sebesar Rp 6.500 per kilogram, yang kini menjadi acuan pembelian bagi seluruh penggilingan padi, tidak hanya Bulog. Kebijakan ini membuat margin keuntungan petani semakin positif.
“Kalau dulu harga pupuk dan padi hampir sama. Sekarang pupuk turun, harga padi naik. Jadi petani punya ruang lebih untuk dapat keuntungan. Alhamdulillah sangat membantu,” tambah Uki.
Ia juga menyebutkan bahwa ketersediaan pupuk bersubsidi kini jauh lebih baik. Petani cukup membawa KTP dan memastikan namanya tercantum dalam RDKK maupun Simluhtan.
“Sekarang gampang. Pupuknya banyak, tinggal bawa KTP. Selama terdaftar, pasti dapat,” katanya.
Sementara itu, Koyum, pemilik kios pupuk Berkah Tani di Jonggol, membenarkan bahwa penurunan harga pupuk berdampak signifikan terhadap meningkatnya penebusan pupuk oleh petani. Dari total stok yang tersedia, sudah 70 persen tersalurkan kepada petani, meski tahun belum berakhir.
“Sebelumnya, sebelum harga turun, stok hanya terserap sekitar 80 persen di akhir tahun. Sekarang sudah 70 persen lebih cepat habis. Ini karena harga pupuk lebih terjangkau,” ungkap Koyum.
Ia turut menyampaikan apresiasi kepada Presiden Prabowo Subianto atas kebijakan yang dinilai menguntungkan berbagai pihak, baik petani maupun pedagang.
“Terima kasih kepada Pak Presiden. Dengan harga pupuk turun, petani senang, pedagang juga ikut senang. Mudah-mudahan hasil panen ikut meningkat,” pungkasnya.(red)
Penulis : IHSAN
Editor : Admin
Sumber Berita : Diskominfo Kab.Garut







