Rawink menyoroti pentingnya para kandidat untuk mengatasi persoalan lokal seperti ekonomi, layanan kesehatan, pendidikan, dan pemberdayaan UMKM. “Warga Garut membutuhkan solusi konkrit untuk meningkatkan kesejahteraan mereka, bukan diskusi panjang soal isu nasional yang tidak berdampak langsung di sini,” jelasnya. (Kamis, (24/10/2024).
Dalam refleksi ini, ia juga menyoroti janji-janji besar yang sering kali dilontarkan oleh para kandidat, yang menurutnya kurang realistis mengingat keterbatasan anggaran daerah. Rawink menegaskan bahwa anggaran yang terbatas harus digunakan dengan bijak untuk program-program yang benar-benar berdampak langsung pada masyarakat.
Ia juga berharap para kandidat dapat lebih memperhatikan kebutuhan masyarakat kecil, seperti pedagang kaki lima dan pekerja informal, yang selama ini sering diabaikan dalam kebijakan daerah. Menurutnya, fokus seharusnya pada perubahan nyata di Garut, bukan pembahasan politik nasional yang besar.
Rawing berharap debat-debat selanjutnya akan lebih mengedepankan program-program konkret yang bisa meningkatkan kualitas hidup masyarakat Garut. “Ini pemilihan bupati, bukan pemilu presiden. Pembahasan harus fokus pada kesejahteraan rakyat Garut,” tutupnya.
Dengan pandangan kritis ini,Rawing berharap masyarakat Garut lebih cermat dan cerdas dalam memilih pemimpin yang mampu membawa solusi nyata bagi daerah mereka. (Fik)
Medsos