GARUT BERKABAR, Tarogong Kaler – Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Provinsi Jawa Barat tengah merencanakan pengembangan program Social Enterprise di desa-desa di Jawa Barat, mengambil inspirasi dari keberhasilan Desa Cinta di Kabupaten Garut. Desa ini baru-baru ini meraih Juara III dalam Lomba Desa dan Kelurahan tingkat Nasional.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!
Kepala DPMD Jabar, Dicky Saromi, menyampaikan rencana ini dalam Rapat Koordinasi Pra Forum Perangkat Daerah Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Tahun 2024. Desa Cinta dianggap sebagai contoh sukses dalam menggerakkan kewirausahaan sosial di tingkat desa.
“Desa Cinta di Kabupaten Garut menjadi inspirasi bagi kami. Kekuatan kewirausahaan sosialnya luar biasa dan dapat menjadi modal bagi desa-desa lain di Jawa Barat,” ujar Dicky.
Dickymenegaskan tujuan program ini adalah menggerakkan kewirausahaan sosial di seluruh desa Jawa Barat, dengan harapan dapat menjadi dorongan bagi warga yang merantau untuk tetap mencintai dan memberdayakan desanya.
“Kami ingin mengadaptasi model kewirausahaan sosial ini, menciptakan satu contoh yang dapat menjadi modal bagi desa-desa, terutama bagi mereka yang merantau agar tetap memiliki rasa cinta dan kepedulian terhadap desanya,” tambahnya.
Rapat Koordinasi ini merupakan persiapan untuk forum perangkat daerah yang akan diselenggarakan pada 20-21 Februari 2024.
Dicky menyatakan bahwa persiapan ini mengacu pada tonggak bersejarah tahun 2025, yang menjadi awal dari rencana pembangunan jangka panjang Indonesia dan Jawa Barat.
Dicky menekankan transformasi pembangunan desa pada tahun 2025, di mana desa diharapkan menjadi subjek pembangunan dengan porsi lebih besar dibandingkan intervensi pemerintah daerah.
Fokusnya adalah mengarahkan desa sebagai investasi dengan multiplier effect besar dan menciptakan SDM kreatif.
“Pada tahun 2025, desa diharapkan menjadi subjek pembangunan utama dengan porsi lebih besar, menciptakan multiplier effect yang besar dan menghasilkan SDM kreatif,” ungkapnya.Pj Bupati Garut.
Barnas Adjidin, mendukung rencana tersebut dan menyoroti potensi wisata, kuliner, dan industri kreatif Garut yang dapat go international. Meskipun mengakui potensi tersebut, ia juga mencatat tantangan kurangnya Sumber Daya Manusia di lingkungan pemerintahan.
Barnas berpendapat bahwa transformasi di tingkat desa memerlukan proses panjang dan kolaborasi antara pemerintah pusat, provinsi, serta masyarakat.
Ia mengapresiasi pujian terhadap Garut, menekankan kuatnya persaudaraan dan gotong-royong di daerahnya.”Begitu kuatnya apa apa yang menjadi kulturnya, sehingga di Garut ini perlu dilakukan pendekatan-pendekatan kegarutan gitu,” tandasnya. (DK).
Share this content: @GarutBerkabar