Loading Now

Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI Mendorong Partisipasi Aktif Para Pemuda dalam Menghadapi Ancaman Bencana

GARUT BERKABAR, Garut Kota – Deputi Organisasi Kepemudaan dan Kepramukaan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Republik Indonesia mengadakan Pelatihan Penguatan Manajemen Organisasi Kepelajaran dalam Kewaspadaan Bencana dengan nama panggilan Collab Ranger, di Gedung Pendopo, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, pada hari Kamis (21/3/2024).

 

 

Bambang Hafidz, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Pemkesra) Setda Kabupaten Garut, menyambut baik kegiatan ini sebagai upaya positif untuk meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana di Garut.

 

Ia menekankan pentingnya peran aktif masyarakat dalam upaya mitigasi dan edukasi terkait bencana.

“Bencana dapat terjadi di mana saja di Kabupaten Garut, oleh karena itu, kita perlu melakukan mitigasi dan memberikan edukasi kepada masyarakat dengan melibatkan partisipasi yang luas,” katanya.

 

 

Bambang berharap, peserta dari berbagai organisasi kepemudaan dan kepelajaran di Kabupaten Garut dapat menyebarkan informasi yang mereka peroleh dalam pelatihan ini kepada masyarakat.

“Kami berharap para peserta pelatihan hari ini dapat menjadi agen penyampai informasi, sosialisasi, dan edukasi kepada masyarakat,” ungkapnya.

 

 

Sementara itu, Amar Ahmad, Asisten Deputi Organisasi Kepemudaan dan Kepramukaan Kemenpora RI, menjelaskan bahwa tujuan dari kegiatan Collab Ranger adalah untuk membentuk tim-tim yang siap mengantisipasi bencana.

“Kami berkolaborasi dengan berbagai organisasi kepemudaan, organisasi kepelajaran, serta Pramuka, untuk bersama-sama menghadapi tantangan bencana,” tambahnya.

 

Ia menekankan pentingnya pemahaman tentang potensi bencana di berbagai daerah, termasuk di wilayah rawan seperti “ring of fire”, guna mengambil langkah-langkah antisipatif yang efektif.

“Kita tidak boleh takut atau menghindari bencana, namun kita harus mampu mengelola dan mengantisipasi bencana dengan baik,” katanya.

 

Melalui pelatihan ini, diharapkan pemahaman mengenai bencana dapat disosialisasikan secara menyeluruh kepada masyarakat, sebagai bagian dari upaya bersama dalam menghadapi ancaman bencana.

“Penanganan bencana bukanlah tanggung jawab semata-mata Basarnas atau BNPB, namun merupakan tanggung jawab bersama bagi kita semua,” tandasnya.(DK).

Share this content: