Pemutaran Film Dokumenter Gunung Nagara di Auditorium Dispusip Garut, Jalan RSU Dr. Slamet, Kecamatan Tarogong Kidul, Selasa (11/11/2025).
GARUT BERKABAR, Tarogong Kidul — Upaya merawat ingatan kolektif dan memperkenalkan kembali khazanah budaya Garut terus digiatkan. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Garut bersama Dewan Kebudayaan Kabupaten Garut menghadirkan film dokumenter “Gunung Nagara” dalam sebuah pemutaran khusus di Auditorium Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Garut, Selasa (11/11/2025).
Film dokumenter ini menjadi salah satu langkah nyata dalam memperkuat pengarsipan budaya daerah, sebagaimana ditekankan oleh Kepala Bidang Kebudayaan Disparbud Garut, Wawan Somarwan. Ia menyebut kolaborasi dengan Dewan Kebudayaan sebagai faktor kunci dalam lahirnya karya dokumenter tersebut.
“Alhamdulillah, berkat kerja sama dengan Dewan Kebudayaan Kabupaten Garut kita dapat menghasilkan produk dokumenter Gunung Nagara,” ucapnya penuh syukur.
Gunung Nagara—yang terletak di Desa Depok, Kecamatan Cisompet—digambarkan memiliki kekayaan budaya yang luas, mulai dari tradisi Nepus, kesenian Rudat, hingga kerajinan pembuatan perkakas tradisional. Wawan berharap penggalian situs-situs lainnya terus dilanjutkan, dengan Disparbud siap memberikan dukungan berupa hibah perlengkapan dan kostum untuk memperkuat kegiatan kebudayaan di tingkat lokal.
Pembina Dewan Kebudayaan Kabupaten Garut, Rudy Gunawan, mengungkapkan bahwa film ini merupakan bagian dari upaya besar dalam menyingkap ulang sejarah Garut. Ia menuturkan bahwa Gunung Nagara diyakini telah memiliki kisah panjang, bahkan diperkirakan lebih tua dari masa Prabu Siliwangi.
“Gunung Nagara itu ada yang menganggap lebih tua daripada Prabu Siliwangi, sekitar 600–700 tahun yang lalu,” ujarnya.
Penelusuran situs ini semakin menarik ketika ditemukan pohon berusia ratusan tahun serta batu nisan bertulisan Arab gundul, yang menandakan adanya peradaban Islam yang kuat di wilayah tersebut. Menurutnya, langkah-langkah ini sekaligus merefleksikan amanat Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan dalam melindungi dan memanfaatkan kekayaan budaya bangsa.
Ketua Dewan Kebudayaan Kabupaten Garut, Irwan Hendarsyah, menegaskan pentingnya menghidupkan kembali sejarah Gunung Nagara yang selama ini diwariskan melalui tradisi lisan. Menurutnya, daerah tersebut memiliki potensi besar sebagai destinasi wisata budaya.
“Mudah-mudahan bisa menjadi prioritas Pemerintah, yaitu Gunung Nagara sebagai destinasi berbasis kebudayaan,” harapnya.
Irwan pun mengajak seluruh pihak untuk terus bergotong royong dalam pengembangan potensi budaya daerah. Ia menutup pesannya dengan falsafah Sunda penuh makna:
“Hana nguni hana mangke, tan hana nguni tan hana mangke — ada dahulu, ada sekarang; tidak ada dahulu, tidak ada sekarang.”(red)
Penulis : Rizky
Editor : Admin
Sumber Berita : Diskominfo Kab.Garut







