GARUT BERKABAR Tarogong Kidul – Generasi Z, yang merupakan kelompok individu yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an, kini menjadi pemain kunci dalam arena politik. Salah satu topik yang mendapatkan sorotan dalam kalangan Gen Z adalah partisipasi dalam pemilihan umum dan pandangan terhadap golput. Kamis, (1/01/2024).
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!
Asep Yusup Menuturkan, Dalam beberapa tahun terakhir, ada pergeseran persepsi yang signifikan di kalangan Gen Z terkait dengan ketidak setujuan terhadap golput. Dalam menghadapi berbagai tantangan global dan isu-isu penting seperti perubahan iklim, kesetaraan gender, dan ketidaksetaraan sosial, Generasi Z semakin menyadari bahwa suara politik mereka memiliki dampak nyata.
“Salah satu faktor yang memengaruhi perubahan ini adalah akses yang lebih besar terhadap informasi melalui internet dan media sosial. Gen Z tumbuh dalam era di mana teknologi dan internet merajai kehidupan sehari-hari mereka. Mereka lebih mampu mengakses berita dan mendapatkan informasi tentang kandidat politik secara instan. Hal ini membuka mata mereka terhadap kepentingan terlibat dalam proses politik”, Ujar, Asep.
Selain itu Asep, sebagai Gen Z juga dikenal sebagai generasi yang peduli dengan isu-isu sosial dan lingkungan. Mereka mendorong perubahan positif dan berkomitmen untuk melibatkan diri dalam perubahan tersebut melalui partisipasi dalam proses demokratis, termasuk pemilihan umum. Golput dianggap sebagai tindakan apatis yang bertentangan dengan nilai-nilai mereka yang mementingkan perubahan positif.
“Peran media sosial juga memainkan peran penting dalam membentuk persepsi ini. Gen Z aktif di platform seperti Instagram, Twitter, dan TikTok, di mana mereka dapat berbagi pandangan politik, memotivasi teman-teman sebaya untuk memilih, dan menyebarkan informasi politik dengan cepat. Hal ini membentuk semangat kolaboratif dan mengurangi stigma terhadap partisipasi politik”. Ungkap, Asep.
lebih lanjut Asep Yusup, Dalam diskusi tentang persepsi terhadap golput dengan beberapa teman sebayanya, beberapa diantara pemuda Gen Z menyatakan bahwa mereka melihatnya sebagai bentuk pembiaran ketidakpuasan terhadap sistem. Sebaliknya, mereka lebih memilih untuk berpartisipasi dalam pemilihan dan menggunakan suara mereka sebagai alat untuk menyuarakan perubahan.
“Penting untuk dicatat bahwa persepsi ini tidak merata di kalangan seluruh Generasi Z. Beberapa anggota Gen Z masih mungkin merasa skeptis terhadap efektivitas partisipasi politik mereka, atau mungkin merasa bahwa sistem politik tidak mencerminkan kepentingan mereka sepenuhnya”, tutur, Asep.
Namun demikian, tren yang menunjukkan penolakan terhadap golput di kalangan Gen Z memberikan optimisme terkait masa depan partisipasi politik. Semakin banyak pemuda yang menyadari pentingnya suara mereka dan berkomitmen untuk mengubah dunia melalui aksi politik positif. Dengan semangat ini, Generasi Z membawa harapan baru untuk melibatkan diri dalam pembentukan masa depan politik yang lebih dinamis dan inklusif.