Bahasa Ibu di Garut: Mempertahankan Kearifan Lokal dalam Ancaman Punah

- Jurnalis

Selasa, 20 Februari 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pegiat Bahasa Daerah asal Kabupaten Garut, Darpan Winangun, memberikan pernyataan di Kantor Diskominfo Kabupaten Garut, Jalan Pembangunan, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Selasa (20/02/2024).

Pegiat Bahasa Daerah asal Kabupaten Garut, Darpan Winangun, memberikan pernyataan di Kantor Diskominfo Kabupaten Garut, Jalan Pembangunan, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Selasa (20/02/2024).

GARUT BERKABAR,  Tarogong Kidul – Seiring dengan peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional yang jatuh pada setiap tanggal 21 Februari, masyarakat di Kabupaten Garut memperingati momen penting ini dengan menekankan pentingnya pemeliharaan bahasa daerah. Darpan Winangun, seorang pegiat bahasa daerah, menyoroti tema tahun ini yang mengangkat isu

“Pendidikan Multibahasa sebagai Pilar Pembelajaran Antargenerasi.”

 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Peringatan ini tidak hanya merayakan keberagaman bahasa, tetapi juga menyoroti kekhawatiran akan punahnya bahasa daerah. Darpan menggarisbawahi bahwa kearifan lokal yang tersimpan dalam bahasa ibu merupakan bagian tak terpisahkan dari identitas budaya sebuah daerah.

“Ketika satu bahasa punah, juga akan lenyap kearifan lokal yang dimiliki,”

ungkap Darpan di sela-sela kunjungannya ke Kantor Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Garut pada Selasa (20/02/2024).

 

Darpan menjelaskan bahwa kampanye pemeliharaan bahasa daerah bukanlah sekadar wacana kosong. Menurutnya, bahasa daerah mencatatkan kearifan yang melekat dalam kehidupan sehari-hari masyarakat.

Baca Juga :  AKSI KEMANUSIAAN: DONOR DARAH UNTUK PENYINTAS THALASSEMIA

“Saat bahasa punah, kita tidak hanya kehilangan kata-kata, tetapi juga pengetahuan lokal yang unik. Bayangkan anak-anak muda yang tidak lagi mengenal tumbuhan di sekitar mereka karena nama-nama tumbuhan itu hanya ada dalam bahasa daerah,” paparnya.

 

Menurut Darpan, kesadaran akan pentingnya pemeliharaan bahasa daerah semakin mendapat perhatian dari UNESCO.

 

Organisasi tersebut menekankan bahwa punahnya satu bahasa juga berarti hilangnya warisan budaya yang tak ternilai.

 

Di Indonesia sendiri, terdapat sekitar 718 bahasa daerah, termasuk Bahasa Sunda. Meskipun Bahasa Sunda masih relatif aman, namun statistik menunjukkan penurunan dalam penggunaannya.Darpan menyoroti beberapa faktor yang menyebabkan penurunan ini, termasuk dominasi Bahasa Indonesia sebagai lingua franca dan sikap inferior masyarakat terhadap kebudayaan lokal.

“Sikap inferior ini masih bertahan hingga saat ini, sehingga generasi muda cenderung menganggap bahasa daerah sebagai kuno atau tidak relevan. Padahal, bahasa daerah adalah sumber kearifan lokal yang sangat berharga,” katanya.

Baca Juga :  Penjabat Bupati Garut Ajak ASN Bersinergi dalam Pemerintahan

 

Darpan menambahkan bahwa Bahasa Sunda, sebagai bahasa ibu masyarakat Sunda, memiliki kekayaan kultural yang tak ternilai. Dalam upaya pemeliharaannya, ia mengajak masyarakat untuk mengubah citra negatif terkait Bahasa Sunda dan menampilkan bahasa tersebut dengan keanggunan.

“Sekarang ini ada anggapan bahwa bahasa Sunda itu seperti terlihat dalam medsos gitu yang kasar, padahal itu hanya satu varian bahasa Sunda. Kita harus memperlihatkan sisi indah dan halus dari bahasa kita,” ungkapnya.

 

Tak hanya itu, Darpan juga menekankan pentingnya masyarakat menjalankan prinsip trigatra yang ditetapkan oleh Badan Bahasa, yaitu melestarikan bahasa daerah, mengutamakan bahasa Indonesia, dan mempelajari bahasa asing.Penjabat Bupati Garut, Barnas Adjidin, turut menegaskan pentingnya pemeliharaan Bahasa Sunda sebagai identitas budaya masyarakat Sunda.

 

Dengan kesadaran akan pentingnya pemeliharaan bahasa daerah, diharapkan Bahasa Sunda tetap menjadi bagian hidup dan kebanggaan masyarakat Garut. (DK).

Berita Terkait

Duka di Tengah Pesta: Tiga Tewas dalam Tragedi Kerumunan di Pendopo Garut
Akad Cinta Dua Keluarga Besar: Wakil Bupati Garut dan Putra Gubernur Jabar Resmi Bersatu
Garut Jadi Tuan Rumah Jambore Nasional V Taft Diesel Indonesia: Sorotan pada Wisata Alam dan Pelestarian Lingkungan
Estafet Kepemimpinan BPN Garut: Bupati Syakur Apresiasi Rahman, Sambut Eko dengan Harapan Baru
Guncangan M4,9 Guncang Wilayah Selatan Garut, Tak Timbulkan Kerusakan
Guncangan Gempabumi Magnitudo 4,8 Terasa di Tasikmalaya dan Pangandaran, Tak Timbulkan Kerusakan
Buruh Menggugat: KASBI Desak Pemkab Garut Tuntaskan Hak Eks Karyawan PT Danbi
Cuaca Jawa Barat Hari Ini: Hujan Guyur Sejumlah Wilayah, Waspadai Petir dan Angin Kencang
Berita ini 4 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 18 Juli 2025 - 20:06 WIB

Duka di Tengah Pesta: Tiga Tewas dalam Tragedi Kerumunan di Pendopo Garut

Rabu, 16 Juli 2025 - 16:28 WIB

Akad Cinta Dua Keluarga Besar: Wakil Bupati Garut dan Putra Gubernur Jabar Resmi Bersatu

Sabtu, 5 Juli 2025 - 20:59 WIB

Garut Jadi Tuan Rumah Jambore Nasional V Taft Diesel Indonesia: Sorotan pada Wisata Alam dan Pelestarian Lingkungan

Kamis, 3 Juli 2025 - 11:28 WIB

Estafet Kepemimpinan BPN Garut: Bupati Syakur Apresiasi Rahman, Sambut Eko dengan Harapan Baru

Rabu, 18 Juni 2025 - 16:34 WIB

Guncangan M4,9 Guncang Wilayah Selatan Garut, Tak Timbulkan Kerusakan

Berita Terbaru