GARUT BERKABAR, Tarogong Kidul – Pengurus Wilayah Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia (PW IPARI) Provinsi Jawa Barat kembali menggelar Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) Harmoni Beragama ke-III. Kegiatan ini berlangsung di GOR Bela Diri, SOR RAA Adiwijaya, Jalan Proklamasi, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Senin (16/12/2024).
Ajang yang berlangsung sehari ini melibatkan peserta dari 27 kabupaten/kota di Jawa Barat. Beberapa cabang perlombaan yang diadakan meliputi paduan suara, sementara cabang olahraga seperti tenis meja, bulu tangkis (putra dan putri), catur, hingga bola voli juga dipertandingkan.
Staf Ahli Bupati Garut Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia (SDM), dr. Maskut Farid, menyatakan bahwa Garut merasa terhormat menjadi tuan rumah Porseni yang mempertemukan para penyuluh agama se-Jawa Barat.
“Selain sebagai ajang Porseni, kegiatan ini bertujuan mempererat silaturahmi para penyuluh agama di Jawa Barat,” ujarnya.
Ia juga menyoroti peran penting penyuluh agama dalam mendukung program-program pemerintah, termasuk moderasi beragama, penanganan stunting, dan edukasi terkait bahaya judi online. Maskut berharap adanya kolaborasi erat antara Kantor Kementerian Agama dengan pemerintah daerah demi terciptanya kedamaian dan kelancaran pembangunan.
“Kalau tidak ada kedamaian, pembangunan akan terganggu, dan yang dirugikan adalah masyarakat,” tambahnya.
Sinergi Olahraga, Seni, dan Moderasi Beragama
Kepala Bidang Penaiszawa Kanwil Kemenag Jabar, Jajang Apipudin, memuji pelaksanaan Porseni ini sebagai langkah inovatif yang selaras dengan tujuan menjaga kesehatan fisik dan mental. “Dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Kegiatan ini memperkuat kebersamaan sekaligus menjunjung tinggi nilai-nilai sportivitas,” katanya.
Ketua PW IPARI Jabar, Ujang Tohidin, menambahkan bahwa IPARI sebagai organisasi profesional memiliki peran besar di tengah masyarakat. Dalam menghadapi tantangan di bidang keagamaan, para penyuluh dituntut menjadi contoh teladan, pemersatu umat, dan penggerak moderasi beragama.
“Penyuluh harus hadir sebagai khadimul ummat dan khadimul ulama, memberikan solusi atas persoalan keagamaan, serta membangun IPARI dengan semangat moderasi beragama,” tegasnya.
Kegiatan ini sekaligus menjadi ajang bagi para penyuluh untuk menunjukkan nilai-nilai harmoni lintas agama, menjadikan IPARI sebagai milik semua kalangan, tanpa memandang latar belakang agama.(Taufik)
Share this content: @GarutBerkabar