Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mendampingi Presiden Prabowo Subianto melakukan panen raya di Desa Randegan Wetan, Kecamatan Ligung, Kabupaten Majalengka, Senin (7/4/2025).(Foto: Cahyo/Biro Pers Sekretariat Presiden)
GARUT BERKABAR, KABUPATEN MAJALENGKA – Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto bersama Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi memimpin panen raya padi serentak di Desa Randegan Wetan, Kecamatan Ligung, Kabupaten Majalengka, pada Senin (7/4/2025).
Kegiatan ini menjadi pusat dari panen serentak yang dilaksanakan di 14 provinsi dan 157 kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Jawa Barat dipilih sebagai lokasi utama mengingat statusnya sebagai lumbung padi nasional.Dalam kegiatan tersebut, Presiden Prabowo turun langsung ke sawah dan mengoperasikan combine-harvester, mesin panen padi modern. Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan dan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman turut mendampingi Presiden menggunakan alat tersebut.
Panen raya ini menjadi simbol keberhasilan musim tanam serta meningkatnya produktivitas pertanian, sekaligus menegaskan komitmen pemerintah dalam mewujudkan kedaulatan pangan.Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman melaporkan bahwa cadangan beras nasional mencapai 2,4 juta ton dan diperkirakan akan meningkat menjadi 3 juta ton usai panen raya—angka tertinggi dalam dua dekade terakhir. Produksi yang melimpah bahkan membuat kapasitas penyimpanan menjadi tantangan tersendiri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Usai panen, Presiden Prabowo menyapa para kepala daerah dan petani di 14 provinsi secara virtual.
Aspirasi Petani Disampaikan Langsung
Gubernur Dedi Mulyadi turut menyuarakan kebutuhan dan aspirasi para petani di Jawa Barat. Ia menyampaikan bahwa distribusi pupuk kini berjalan baik, namun biaya pengendalian hama masih menjadi beban besar.
“Pupuk sudah lancar, tapi biaya tinggi justru datang dari pembelian obat pengusir hama. Sebelum tanam, petani harus nyemprot dua kali sehari untuk atasi keong dan hama,” ujar Dedi.
Ia juga menyoroti pentingnya jaminan kesehatan bagi petani yang banyak belum terlindungi BPJS. “Mohon ada peningkatan asuransi kesehatan bagi petani, karena banyak yang tidak terkover BPJS atau BPJS mandirinya tidak aktif,” imbuhnya.
Gubernur Dedi pun meminta perhatian pemerintah pusat untuk menambah alat pertanian guna mendukung peningkatan produksi di Jawa Barat sebagai pusat lumbung padi nasional.(Red).
Penulis : Admin
Editor : Rizkq
Sumber Berita : Diskominfo Kab. Garut