Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Leli Yuliani.
GARUT BERKABAR – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Garut memastikan bahwa lima kasus campak yang terdeteksi sejak awal tahun 2025 kini seluruhnya telah sembuh. Tidak ada laporan kematian akibat penyakit menular tersebut.
Berdasarkan hasil uji laboratorium di Labkesda Jawa Barat, virus campak yang menginfeksi pasien di Garut termasuk genotipe D8. Varian ini dinilai lebih ringan dibandingkan dengan genotipe D4 atau B3 yang sempat muncul di beberapa daerah lain seperti Jawa Timur.
Kasus tersebar di empat kecamatan: Garut Kota (1 kasus), Banyuresmi (2 kasus), Leles (1 kasus), dan Tarogong Kaler (1 kasus). Dari sisi usia, pasien paling muda adalah bayi di bawah 1 tahun, sementara kasus lain ditemukan pada anak usia 1–15 tahun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Tren kasus mulai terpantau sejak Januari dengan satu laporan, lalu meningkat pada Mei (2 kasus) dan Juli (2 kasus). Kendati ada kenaikan, Dinkes menegaskan situasi ini masih terkendali dan belum masuk kategori Kejadian Luar Biasa (KLB).
Untuk mengantisipasi penyebaran, Dinkes Garut telah menyiapkan langkah-langkah strategis, di antaranya peningkatan kewaspadaan dini di fasilitas kesehatan, percepatan investigasi epidemiologi, pemeriksaan laboratorium, ring vaksinasi, hingga pemberian vitamin A. Selain itu, pemerintah daerah juga mendorong cakupan imunisasi campak pada balita dan anak sekolah agar terus meningkat.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Leli Yuliani, mengimbau masyarakat untuk tidak lengah terhadap penyakit campak.
“Kami meminta orang tua memastikan anak-anaknya mendapat imunisasi lengkap sesuai jadwal. Upaya pencegahan jauh lebih efektif daripada pengobatan,” ujarnya.(red)
Penulis : Rizky
Editor : Admin
Sumber Berita : Diskominfo Kab.Garut