Loading Now

Sekda Garut Puji Peran Aktif Warga dalam Penanganan Stunting

Sekretaris Daerah (Sekda) Garut, Nurdin Yana, melaksanakan peninjauan Gerakan Intervensi Pencegahan Stunting yang bertempat di Posyandu RW 08, Desa Situsaeur, Kecamatan Karangpawitan, Kabupaten Garut, Senin (24/6/2024).

GARUT BERKABAR, Karangpawitan – Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Garut, Nurdin Yana, meninjau kegiatan Gerakan Intervensi Pencegahan Stunting di Posyandu RW 08, Desa Situsaeur, Kecamatan Karangpawitan, Kabupaten Garut, pada Senin (24/6/2024).

Di desa ini tercatat 52 balita stunting, sementara di RW 08 terdapat satu balita stunting.Nurdin Yana mengungkapkan kunjungannya bertujuan untuk mengamati partisipasi masyarakat dalam upaya pencegahan stunting.

Ia memuji dedikasi warga yang telah mendonasikan tanah untuk pembangunan posyandu.

“Ini penting bagi kita. Alhamdulillah, partisipasi masyarakat dalam penanggulangan stunting sudah ada. Tinggal nanti penetapannya, terutama dari sisi regulasi, demi kepentingan posyandu,” ujarnya.

Nurdin juga menyoroti keaktifan kader dan tenaga kesehatan di Desa Situsaeur dalam pencegahan stunting.

Ia berharap zero new stunting dapat tercapai, mengingat upaya maksimal yang telah dilakukan oleh pemerintah daerah dalam menangani stunting di Kabupaten Garut.

Nurdin yakin dengan sinergitas yang dibangun oleh seluruh pihak, mulai dari tokoh masyarakat, kader, tenaga kesehatan, hingga pemerintah kecamatan, target zero new stunting dapat segera terwujud, khususnya di Desa Situsaeur.

“Saya punya keyakinan dengan sinergi yang dibangun insya Allah zero new stunting yang kita targetkan insya Allah akan terwujud,” ungkap Nurdin.

Camat Karangpawitan, Dadi Djakaria, menambahkan bahwa intervensi pencegahan stunting ini merupakan tindak lanjut dari Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 72 Tahun 2021.

Kegiatan ini dilakukan di posyandu, pustu, dan puskesmas.”Stunting ini harus kita minimalisir. Atau mungkin ya harus ditiadakan karena dari stunting ini kan pengaruhnya kepada yang lain dalam hal ini tumbuh kembang anak,” ujarnya.

Dadi berharap gerakan ini mendapat dukungan penuh dari masyarakat, dengan mengajak mereka untuk memeriksakan balita di posyandu.

Sub Koordinator Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Sri Prihatin, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari Bulan Serentak Intervensi Pencegahan Stunting yang dilaksanakan secara nasional.

Di Kabupaten Garut, salah satunya diadakan di Posyandu Srikandi RW 08, Desa Situsaeur.

Menurut Sri, Kabupaten Garut telah mencanangkan posyandu paripurna yang menyasar seluruh siklus hidup.

Namun pada hari ini, pihaknya memfokuskan pada pemantauan tumbuh kembang balita stunting, gizi kurang, ibu hamil, dan anemia pada remaja.

“Untuk pengukuran itu tinggi badan atau panjang badan, terus kemudian lingkar kepala, lingkar lengan yang dilaksanakan untuk bayi dan balita,” jelas Sri.

Sri menambahkan, gerakan intervensi stunting di Kabupaten Garut telah mencapai 93% berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan.

Balita dengan masalah gizi di Kabupaten Garut menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah daerah untuk melakukan diseminasi di tingkat kabupaten.

Ia menekankan pentingnya mengidentifikasi balita dengan masalah gizi serta memberikan intervensi maksimal, termasuk pemberian PMT dan edukasi, untuk mencapai zero new stunting di Kabupaten Garut.

“Kami menargetkan untuk mengidentifikasi balita dengan masalah gizi, khususnya stunting dan gizi buruk, serta mengintervensi mereka secara maksimal,” tandas Sri.(DK).

Share this content: